0 Comments

Kehilangan teladan sebagai ancaman peradaban

Kehilangan sosok teladan dapat menjadi akar masalah yang serius bagi sebuah peradaban. Dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, kita tak bisa mengabaikan krisis identitas yang merongrong, serta penurunan moral dan etika yang makin mengkhawatirkan. Berbagai tuntutan dari masyarakat semakin jelas, sementara harapan dan permintaan terfokus pada mereka yang berusaha berdiri teguh di hadapan generasi masa depan.

Peran pendidik dalam masyarakat

Menjadi pendidik tidak semata-mata berarti menjadi satu-satunya profesi yang dapat menyelamatkan kondisi finansial keluarga. Salah besar jika kita memandang menjadi guru hanya sebagai jalan untuk menyelamatkan hidup kita. Sebaliknya, peran guru sangatlah penting dalam menyelamatkan masa depan generasi berikutnya dalam konteks peradaban yang lebih luas. Jika kita tidak mampu menjadi teladan, maka masa depan akan hancur. “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Tugas guru yang lebih dari sekadar mengajar

Tugas seorang guru, dalam pengertian sempit, memang hanya mengajar di kelas. Namun, jika dilihat lebih dalam, mengajar dan mendidik bukan hanya tentang seberapa banyak materi pelajaran yang disampaikan. Mendidik adalah tindakan keteladanan. Mereka yang belajar harus juga mengajarkan apa yang telah mereka ketahui. Proses belajar adalah perjalanan seumur hidup, dan demikian pula dengan tugas mengajar. Artinya, menjadi seorang guru adalah kewajiban yang tidak bisa diabaikan. Mengajar bukan hanya sekadar transfer ilmu; keteladanan adalah inti dari segalanya.

Kritik terhadap sistem pendidikan

Sering kali, kita mengungkapkan kritik terhadap sistem dan perubahan kurikulum yang diterapkan pemerintah. Keresahan muncul ketika kita merasa tidak selesai dengan evaluasi yang ada, dan harus beradaptasi dengan hal-hal baru. Ketidakpastian dan kebingungan menjadi hal yang umum. Opini yang kita sampaikan sejak pandemi hingga kini terus menerus membahas perubahan dalam ekosistem pendidikan. Keresahan itu sering kali disebabkan oleh ketidaksesuaian antara kebijakan pemerintah dan realitas yang ada di lapangan. Meski tuntutan masyarakat terus berdatangan, regulasi dan keputusan pemerintah sering kali membungkam suara-suara tersebut.

Tantangan dalam pendidikan di era modern

Kini, masyarakat kembali bertanya-tanya, inovasi apa yang tepat untuk memastikan masa depan generasi di Madrasah? Keteladanan dengan karakter yang profetik adalah jawabannya. Setiap pendidik diharapkan untuk menanamkan karakter sebelum membentuk kebiasaan. Integritas, kredibilitas, akuntabilitas, dan kecerdasan adalah nilai-nilai yang harus dipegang. Nilai-nilai ini tidak lain adalah pengalihan dari konsep siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Keteladanan perlu dimiliki setiap guru, di mana pun mereka berada. Seorang guru yang memiliki semangat yang baik akan melahirkan jiwa positif pada siswa-siswanya. Tanpa semangat, metode pembelajaran hanyalah sekedar rutinitas. Modul ajar hanya berfungsi sebagai panduan, sedangkan kurikulum adalah batasan yang dirancang untuk mencapai tujuan. Tanpa semangat, ilmu dan pembelajaran akan sulit diserap, “…sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.”

Proses panjang menjadi teladan

Menjadi teladan bukanlah proses yang singkat. Ini bukan sekadar hasil dari kerja keras. Tanpa kedekatan dengan Sang Maha Pencipta, kita tidak akan mampu mencapai tujuan yang benar dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Guru-guru yang dapat menjadi teladan harus disiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan yang sulit. Kesulitan yang dihadapi bukan sepenuhnya salah siswa atau orang tua, melainkan juga tanggung jawab ruhul mudarris sebagai fondasi utama. Kesiapan generasi mendatang sangat tergantung pada kesiapan kita sebagai pendidik di masa-masa pembelajaran yang berharga.

Menghormati peran guru

Mengutip pujangga Arab, Asy-Syauqi, “Sambutlah sang guru, dan berikan penghormatan untuknya. Hampir-hampir seorang guru menjadi seorang Rasul.” Ini menunjukkan bahwa seorang guru layak dan seharusnya menjadi teladan, bukan hanya di depan murid-muridnya, tetapi juga di hadapan orang tua murid, tetangga, saudara, bahkan kepada anak-anaknya sendiri. Setiap dari kita adalah guru, dan setiap dari kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan.

Harapan untuk masa depan

Semoga kita semua senantiasa menjadi guru yang bisa menjadi uswah hasanah, sehingga dapat mendidik dan menjadi pilar umat, sebelum akhirnya tercatat di akhirat. Banyak hal yang perlu diperbaiki, dan beragam masalah yang dihadapi anak-anak kita saat ini bisa diatasi jika kita mau menyadarinya sejak dini.

Related Posts